[JOB SEEKER] PPS IT BRI 2014 – Seleksi Tahap II

[JOB SEEKER] PPS IT BRI 2014 – Seleksi Tahap II

Yohaa, lanjutan post sebelumnya, setelah sore pengumuman, besoknya paginya aku diundang untuk mengikuti seleksi Tahap II BRI, yang terdiri dari:

  1. Psikotes
  2. TOEFL
  3. Wawancara psikolog

Yang berhak untuk mengikuti sub tes 2 dan 3 hanya yang lulus psikotes saja.

Psikotesnya tidak jauh berbeda dengan yang kujalani pada saat seleksi OJK, hanya saja waktu yang disediakan untuk mengerjakannya lebih manusiawi, tidak seburu-buru seperti pada saat OJK. Perbedaan tersebut mungkin disebabkan  oleh perbedaan signifikan antara jumlah peserta PPS IT dengan OJK kemaren, haha. Untuk kasus BRI, mereka tidak perlu mengCUT terlalu banyak peserta. Yah, penyelenggaranya juga beda sih, kalo OJK difasilitasi oleh PPM, BRI difasilitasi oleh biro psikologi Universitas Padjajaran.

Seperti biasa, meskipun kami diminta datang pagi (kali ini jam 7), pelaksanaannya molor. Kalau aku tidak salah ingat, ujiannya baru dimulai sekitar pukul setengah sembilan. -_-;

Para peserta dikumpulkan di dalam satu ruangan kelas di pusdiklat BRI Ragunan, namun pengerjaan tesnya dibagi dua kelompok. Jadi meskipun satu ruangan, setengah kelas mengerjakan bagian tes berbeda dengan setengah kelas lainnya. Aku mendapatkan kelompok yang harus mengerjakan tes intelegensia terlebih dahulu, sementara kelompok satunya lagi mengerjakan tes kepribadian (2 pernyataan, wartegg, gambar pohon & orang).

Untuk tes aritmatika dan logika, Aku bisa mengerjakan 75% soal-soalnya, tanpa terengah-engah. Beda sekali dengan OJK dulu yang cuma hampir 50% saja. Entah mungkin karena kondisi badanku lebih fit juga, entahlah. Tapi ketika kutanyakan pada salah satu peserta yang juga mengikuti rangkaian seleksi OJK, memang waktunya lebih mepet yang OJK.

Selesai mengerjakan seluruh rangkaian psikotesnya, para peserta diminta menunggu hasil yang berhak mengikuti tes bahasa Inggris dan wawancara psikolog. Nah, sambil menunggu itu, kita disediain makan siang di kantin diklatnya. Yeay! Haha

Sekitar pukul 2 siang, hasil psikotes ditempel di depan ruangan ujian. Dari 30an peserta psikotes, yang lulus hanya 17 orang. Alhamdulilah, namaku ada! 😀

Tesnya pun dilanjutkan dengan tes bahasa Inggris sekelas TOEFL, yang terdiri dari 3 bagian: listening, structure & written expression, dan reading comprehension. Jujur saja, seumur-umur aku ikut ujian bahasa Inggris, ini ujian paling susah. (T.T). Peserta lain pun ternyata juga mengeluhkan sulitnya soal-soal dan vocabulary yang digunakan oleh Fakultas Sastra Unpad sebagai pembuat soal ini.

Murung selesai mengerjakan soal, aku dan beberapa peserta wanita lainnya, memutuskan untuk shalat ashar terlebih dahulu sambil menunggu persiapan panitia untuk wawancara psikolog. Sampai momen itu, aku mulai pesimis lagi, tapi kupasrahkan semuanya sama Illahi, kalau rejeki, ga bakal kemana.

Tiba giliranku nih, wawancara ama psikolognya. Aku kebagian ama satu-satunya psikolog laki-laki yang belum apa-apa sudah memasang muka stern terlebih dahulu. Ha, aku berusaha menenangkan emosiku.

Seperti wawancara awal, aku diminta bercerita tentang diriku dan keluarga, juga pengalaman kerjaku. Psikolog itu mendengarkan dengan seksama sambil tetap memasang sikap siaga 1, seolah-olah bersiap mengajakku berkelahi. Sungguh siriknya aku mendengar peserta lain tertawa-tawa mengobrol riang dengan psikolog mereka. Sementara aku seperti tersangka yang sedang diinterogasi petugas kepolisian.

Aku berusaha setenang dan seramah mungkin menjawab sang psikolog yang mencecarku dengan pertanyaan-pertanyaan dengan nada memojokkan. Pengalaman kerjaku yang terlalu bervariasi dan tidak fokus, golku di dunia IT perbankan BRI, dan apa saja modal yang kupunya adalah topik yang beliau cecar sampai ending wawancaraku. Aku memilih setiap kata-kataku dengan hati-hati agar beliau tidak menemukan celah untuk menjatuhkanku. Haha, aku merasa seperti sedang perang dan bermain strategi di kepalaku.

Wawancara yang berlangsung kira-kira setengah jam itu benar-benar terasa melelahkan. Mungkin karena otakku yang sudah terlalu lama idle itu digunakan tanpa henti dari pagi, membuat kepalaku nyut-nyutan. Selesai wawancara, aku langsung cabut dan pamit pada peserta-peserta lain yang sempat berkenalan denganku.

Usut punya usut, berdasarkan analisis ngacoku dan beberapa teman yang juga kebagian dengan si Bapak Galak itu, sepertinya memang si Bapak tsb sedang bermain peran dalam rangka menguji kesabaran dan tingkat pengendalian emosi peserta. Peserta yang kebagian Bapak itu juga sepertinya hanya peserta-peserta yang menulis sesuatu yang berhubungan dengan pengendalian emosi di daftar kekurangan mereka, pada saat mengisi formulir yang disediakan sebelum wawancara dimulai. Aku sendiri menuliskan kurang sabar dan keras kepala, haha, makanya si Bapak itu belum apa-apa udah kayak ngajak ribut saja.

Hasil pengumuman berikutnya dipampang di web pada esok harinya (Minggu). Seluruh peserta yang lulus psikotes lanjut ke tes kompetensi dan wawancara akhir yang dilaksanakan pada hari Senin dan Selasa. Karena semuanya lolos—meskipun pada ngeluh TOEFLnya susah—analisis ngaco salah satu peserta mengatakan bahwa poin penerimaan BRI hanya di psikotes dan wawancara akhir, sementara tes-tes di antaranya hanya digunakan untuk kebutuhan profiling peserta saja.

Ya, terlepas dari benar atau tidaknya, lakukan saja yang terbaik yang bisa kau lakukan, right! Ganbatte! 😉

One thought on “[JOB SEEKER] PPS IT BRI 2014 – Seleksi Tahap II

Leave a comment